Studi Eksprimental Kekuatan Tekan Beton Material Pasir Laut Sebagai Bahan Penyusun Beton Di Daerah Pesisir Dan Pulau-Pulau Terisolir

Authors

  • Adnan Universitas Muhammadiyah, Parepare Author
  • M. Jabir M Universitas Muhammadiyah, Parepare Author
  • Rusvita Universitas Muhammadiyah, Parepare Author
  • Miswar T Universitas Muhammadiyah, Parepare Author

DOI:

https://doi.org/10.62504/x24qtf05

Keywords:

Kuat tekan, Kuat tarik belah, Curing air laut

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan, yang sering kita temukan bangunan-bangunan sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam kondisi seperti ini tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan pasir laut sebagai material penyusun beton, melihat potensi sumber pasir laut yang begitu melimpah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kuat tekan dan kuat tarik belah beton pasir laut terhadap pasir sungai untuk dijadikan alternatif penggunaan material penyusun beton didaerah pesisir dan pulau-pulau terisolir. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan curing rendam air laut selama 28 hari dengan faktor air semen (fas) 0,4 menunjukkan hasil kuat tekan rata rata pada beton pasir sungai sebesar 35,00 Mpa dan hasil kuat tekan rata rata pada beton pasir laut sebesar 34.84 MPa. Hasil ini memenuhi standar sebesar 30 ± 5 (MPa). Sedangkan perbedaan hasil pengujian kuat tekan pada pasir laut terhadap pasir sungai menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Pengujian kuat tarik belah mengacu pada SNI 03-2491-2002, mutu beton yang digunakan sudah baik dan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan pada umur 7 dan 28 hari dengan menggunakan silinder berukuran 10 cm x 20 cm dan nilai kuat tarik belah rata-rata pada umur perendaman 7 hari sebesar 1,8 MPa dan nilai kuat tarik belah rata-rata pada umur perendaman 28 hari sebesar 2,02 MPa. Kuat tarik belah meningkat seiring dengan penambahan umur. Peningkatan kuat tarik belah beton ini meningkatkan kemampuan beton untuk menahan beban yang lebih besar.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Nawy, E.G., 1998, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Refika Aditama, Bandung

Nawy Edward.G.2010. Beton Bertulang-Suatu Pendekatan Dasar, Cetakan Keempat. Bandung. Refika Aditama.

Vis, W.C. & Kusuma Gideon, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang.Erlangga, Jakarta.

Wang, C.K. dan Salmon, C.G., 1993, Desain Beton Bertulang, Edisi Ke-4, Jilid 1,Erlangga, Jakarta.

Neville. A. M.. Properties and Concrete4th Edition. Prentice Hall. London.

Neville, A. M. 2005. Properties of Concrete. Prentice Hall. Malaysia.

ASTM Standard C 150-07. 1990. Standard Specification for Portland Cement (ASTM C 150-07). USA: ASTM International.

Badan Standardisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia (SNI) 2847- 2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Dewan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional.1996.Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 4169-1996 Modulus Elastisitas Statis dan Rasio Poison dengan Kompresor Ekstensometer. Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional.1998.Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 4810-1998 Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan.Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional.2002.Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 2834-2002 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton.Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional.2002.Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional.2002.Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 2834-1993 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional.2002.Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 6821-2002 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional.2011.Standar Nasional Indonesia (SNI) 1974- 2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder. Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Pt T-37-2000-C Tata Cara Penilaian dan Penerimaan Beton Normal Selama Pelaksanaan Bangunan.Jakarta:Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Standar Nasional Indonesia.2004.Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-2049- 2004 Semen Portland.Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia.2004.Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-7064- 2004 Semen Portland Komposit.Jakarta:Dewan Standarisasi Nasional.

Anonim. 1990. Metode Pengujian KuatTekan Beton (SNI 03-1974-1990). Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI03-2834-2000). Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2002. Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton (SNI 03-2491-2002). Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2004. Semen Portland Pozzolan (SNI 15-0302-2004). Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2004. Semen Portland Komposit (SNI 15-7064-2004). Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2002. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013). Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2002. Stateof the Art Reporton Fiber Reinforced Concrete (ACI 544). ACI 544.1-96 became effective November 18, 1996. This report supercedes ACI544.1R-82(86). Copyright © 2001, American Concrete Institute.

Tjaronge.M.W. 2012. Semen dan Beton Beronnga. Makassar: Telaga Zam- Zam.

Del Viso.J.R, Carmona.J.R, G. Ruiz.2007.Shape and size effects on yhe compressive strength of high-strenght concrete.Journal of Cement And Concrete Research 38 (2008) 386-395.

Natsir, Isnawaty. 2012. Pengaruh Variasi Lekatan Tulangan Ulir Terhadap Beton Self-Compacting Concrete (SCC) Dengan Styrofoam. Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Sipil. Universitas Hasanuddin, Makassar.

M. Wihardi Tjaronge, Rudy Djamaluddin, Fatriady, Amirullah.2011. Effect Of Sea Water On The Strength Of Porous Concrete Containing Portland Composite Cement and Microfilament Polypropylene Fiber. Asian and Pacific Coasts (APAC 2011) Hal. 2100. Hongkong, China.

M. Wihardi Tjaronge. 2012. Teknologi Bahan Lanjutan Semen dan Beton Berongga.CV. Telaga Zamzam. Makassar.

M. W. Tjaronge, R. Irmawaty, S. A. Adisasmita, A. Amiruddin, Hartini. Compressive Strength and Hydration Process of Self Compacting Concrete (SCC) Mixed with Sea Water, Marine Sand and Portland Composite Cement". Advanced Materials Research, Vol. 935, pp. 242-246, 2014.

Erniati, M.W. Tjaronge, Rudy Djamaluddin, Victor Sampebulu. 2015. Compresive Strength and Slump Flow Of Self Compacting Concrete Uses Fresh Water and Sea Water. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol.10, No. 6, April 2015, hal. 2373-2377. ISSN 1819-6608.

Adiwijaya, H. Hamada, Y. Sagawa danD. Yamamoto, 2014. Effect of Mineral Admixtures On Corbonation Of Seawater Mixed Concrete. The 6th International Conference of Asian Concrete Federation. Seoul, Korea.

Adiwijaya, H. Hamada, Y. Sagawa danD. Yamamoto, 2014. Effects of Mix Propotions and Curing Conditions on Strength Performance of Seawater-Mixed Fly Ash Concrete. 第68回セメント技術大会講演要旨 2014Graduate School of Engineering, Kyushu University Faculty of Engineering, Kyushu University, Jepang.

Otsuki, Nobuaki. 2011. Possibility Of Sea Water As Mixing Water In Concrete. Conference on Our World in Concrete & Structures. Tokyo Institute of Technology, Japan.

Mohammed, T.U., Hamada, H. and Yamaji, T. 2004. Performance of seawater-mixed Concrete in the Tidal Environment. Cement and Concrete Research 34 : 593-603. Japan.

Madjid Akkas, a.m. Arwin. 2011. Studi Lekatan Tulangan Deform Pada Beton Dengan Penambahan Additive Superplasticizer. Prosiding 2011 Vol. 5. ISBN : 978-979-127255-0-6. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Published

19-05-2024

Issue

Section

Articles

How to Cite

Studi Eksprimental Kekuatan Tekan Beton Material Pasir Laut Sebagai Bahan Penyusun Beton Di Daerah Pesisir Dan Pulau-Pulau Terisolir. (2024). Journal of International Multidisciplinary Research, 2(5), 283-293. https://doi.org/10.62504/x24qtf05

Most read articles by the same author(s)

<< < 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 > >> 

Similar Articles

1-10 of 89

You may also start an advanced similarity search for this article.