Radio Sebagai Media Komunikasi Politik Dan Penyambung Informasi Pemerintah Tahun 1945 Hingga Sekarang
DOI:
https://doi.org/10.62504/jimr541Keywords:
Radio, Komunikasi, PolitikAbstract
Media komunikasi dan informasi semakin kompleks seiring berkembangnya zaman. Namun, ada satu media elektronik yang tidak pernah pudar dari sejarah terutama pada sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Radio sebagai alat komunikasi mampu berperan dalam mendongkrak kemerdekaan Republik Indonesia masa itu. Tulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan teknik pengumpulan data kepustakaan dan dokumentasi dengan melibatkan penelitian sejarah sebagai pendukungnya. Penulis memperoleh informasi dan data secara mendalam melalui literatur sejarah, buku, jurnal, serta media yang mendukung untuk mendapatkan landasan teori mengenai radio sebagai media komunikasi pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan catatan sejarah, proklamasi diumumkan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 melalui siaran stasiun radio pemerintah Jepang Hoso Kyoku, Yusuf Ronodipuro yang dikenal sebagai pendiri Radio Republik Indonesia (RRI) mengumumkan kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bebas seutuhnya dari segala penindasan dan penguasaan bangsa asing. Penulis mendapati perkembangan radio setelah kemerdekaan dimulai saat lahirnya RRI pada tanggal 11 September 1945, hingga saat ini tercatat sekitar 53 lebih jenis stasiun radio di Indonesia yang tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Masing-masing stasiun siaran tersebut memiliki Output nya tersediri sebagai ciri khas hingga dapat dinikmati berbagai kalangan. Kerap kali radio di jadikan media penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah melalui program-program podcast, talkshow, dsb. Radio juga membantu pemerintah dalam memberikan informasi penting kepada masyarakat terkait kebijakan-kebijakan maupun himbauan terutama di daerah-daerah terisolir yang memiliki keterbatasan akses internet dan listrik. Hal ini membuktikan bahwa radio turut mewarnai dunia perpolitikan di Indonesia, sehingga menjadi salah satu media political communicator bagi pemerintah dan rakyat.
Downloads
References
Ansor, Muhammad. 2016. “Post-islamism and the remaking of islamic public sphere in post-reform Indonesia.” Studia Islamika 23(3): 471–515.
Arps, Bernard. 2003. “Letters on air in Banyuwangi (and beyond): radio and phatic performance.” Indonesia and the Malay World 31(91): 301–16.
Bernal, Victoria. 2020. “Digital media, territory, and diaspora: the shape-shifting spaces of Eritrean politics.” Journal of African Cultural Studies 32(1): 60–74.
CNN Indonesia. 2022. CNNindonesiaOfficial Radio Republik Indonesia dan Kemerdekaan RI.
Effendy, Onong Uchjana. 1990. Radio Siaran Teori dan Praktek. Cetakan 3. Bandung: Mandiri Maju.
Gainau, Maryam B. 2016. Pengantar Metode Penelitian. Daerah Istimewa Yogyakarta: PT Kanisius.
Hayati, Kumala, dan Camelia Ariestanty. 2023. “Konstruksi Pendengar Radio pada Masyarakat Indonesia (Studi Kasus pada Aplikasi Noice).” Global Komunika Volume 6,.
Ingram, Brannon. 2015. “Public Islam in Post-Apartheid South Africa: The Radio Islam Controversy.” Critical Research on Religion 3(1): 72–85.
Jalil, Abdul. 2018. “Eksistensi Radio Republik Indonesia Kendari Pada Zaman Now.” ORASI Jurnal Dakwah dan Komunikasi 9(2).
Juditha, Chrishtiany. 2015. “Pemberdayaan Radio Komunitas Sebagai Media Informasi di Tapal Batas Papua.” Jurnal Komunikasi Profetik Volume 8,.
Jurriëns, Edwin. 2006. “Radio awards and the dialogic contestation of Indonesian journalism.” Indonesia and the Malay World 34(99): 119–49.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi. 2023. “Mengingat kembali sejarah Radio Perjuangan dan Radio Republik Indonesia (RRI).” 24 November.
Kustiawan, Winda et al. 2022. “Sejarah Perkembangan Radio.” Jurnal Edukasi Nonformal Volume 3,.
Naila, Betari Najwa. 2023. “Eksistensi Radio di Zaman Modern: Strategi Mempertahankan Radio Menurut Para Ahli.” Radio UNPAD.
Puguh, Dhanang Respati. 2017. “Radio Republik Indonesia Surakarta, 1945-1960s: Its Role in Efforts to Maintain Indonesian Independence and the Formation of National Culture.” Indonesian Historical Studies 1(2): 138.
Rachmiatie, Atie. 2005. “Keberadaan Radio Komunitas sebagai Eskalasi Demokratisasi Komunikasi pada Komunitas Pedesaan di Jawa Barat.” Mediator: Jurnal Komunikasi 6(2): 215–26.
Rauf, Rahyunir. 2017. “Perubahan Kedudukan Pemerintahan Dari Perangkat Daerah Menjadi Perangkat Kecamatan.” WEDANA Jurnal Pemerintahan, Politik, dan Birokrasi Volume III.
RG. 2023. “Peran Penting Radio di Tengah Kepungan Hoaks dan Politik Kebencian.” Komisi Penyiaran Indonesia Lembaga Negara Independen.
Saputro, Dedy Riyadin. 2020. “Strategi Penyiaran Radio Komunitas di Era Internet (Studi pada Radio Komunitas di Purwokerto).” AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 7(1).
Siaran Pers NO. 88/HM/KOMINFO/03/21. 2021. “Transformasi Status Kepegawaian, Kominfo Tugaskan 4.911 PNS di LPP RRI dan TVRI.” KOMINFO.
Sugiyono, Prof. Dr. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarwoto. 2016. “Salafi Dakwah Radio: A Contest for Religious Authority.” Archipel (91): 203–30.
Suprapto, Tommy. 2013. Berkarir di Bidang Broadcasting. Cetakan Pe. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Suryadi. 2005. “Identity, Media and the Margins: Radio in Pekanbaru, Riau (Indonesia).” Journal of Southeast Asian Studies 36(1): 131–51.
Yakin, Ayang Utriza. 2018. “Salafi Dakwah and the Dissemination of Islamic Puritanism In Indonesia: A Case Study of the Radio of Rodja.” Ulumuna 22(2): 205–36.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Sri Widia Ningsih, Laila Sari Masyhur (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.