Kajian Makna Lamastumunnisa' dalam Surat An-Nisa': Studi komparatif Perspektif Madzhab Hanafi dan Syafi’i

Authors

  • Muhammad Fahmi Aziz UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Author
  • Nuril Aida Rodiana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Author
  • Nasrulloh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Author

DOI:

https://doi.org/10.62504/jimr976

Keywords:

Lamastumunnisa’, Madzhab Hanafi, Madzhab Syafi’i

Abstract

Penafsiran lafadz lamastumunnisa' dalam surat An-Nisa’ ayat 43 telah menjadi sumber ikhtilaf di kalangan ulama fiqih, khususnya dalam mazhab Hanafi dan Syafi’i. Imam Hanafi menginterpretasikan lafadz ini sebagai bentuk kinayah yang mengacu pada hubungan jima’ (hubungan seksual) antara suami dan istri, bukan sekadar sentuhan fisik. Berdasarkan adanya alif dalam kata tersebut, Imam Hanafi berpendapat bahwa lamastumunnisa' mencakup makna yang lebih dalam, menunjukkan hubungan yang lebih intim. Sebaliknya, Imam Syafi’i dalam kitabnya Al-Umm menafsirkan kata lamastumunnisa' sebagai "menyentuh" secara literal tanpa melibatkan hubungan seksual, didukung oleh qiro'at dari Hamzah dan Kasa’i yang tidak menyertakan alif. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka (library research). Pendekatan ini memungkinkan peneliti mengeksplorasi secara mendalam pandangan kedua mazhab melalui analisis literatur klasik dan modern yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan pandangan tersebut dan memberikan wawasan tentang bagaimana metode istinbath hukum yang berbeda memengaruhi praktik ibadah dalam Islam.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abas, U. (2013). Sejarah Perkembangan Imam Mazhab. Jakarta: Pustaka Bintang Pelajar.

Abidin, A. Z. (2019). Ikhtilaf Al-Mufassirin: Memahami Sebab-Sebab Perbedaan Ulama Dalam Penafsiran Alquran. Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur’an Dan Tafsir, 4(2), 285–306. https://doi.org/10.32505/tibyan.v4i2.859

al-Dzahabi, M. H. (2003). Al-Tafsir wa al-Mufassirun. Kairo: Maktabah Wahbah.

al-Fanisan, S. A. (1997). Ikhtilaf al-Mufassirin: Asbabuhu wa Atsaruhu. Riyad: Markaz al-Dirasat wa al-A’lam.

al-Qaththan, M. K. (2007). Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an (Mudzakir AS, Penerjemah). Bogor: Pustaka Litera AntarNusa.

Al Shobuni, M. A. (1980). Rawaiul Bayan Tafsir Ayat Ahkam. Damaskus: Maktabah Al Ghazali.

Fadillah, J. A., et al. (2022). Mazhab Dan Istimbath Hukum. Al-Hikmah, 7(2), 235. https://doi.org/10.30651/ah.v7i2.8087

Hidayati, U., & Islamy, A. (2021). Tekstualisme Dan Kontekstualisme Penafsiran Kontemporer Terhadap Surah Al-Maidah Ayat 38. POROS ONIM: Jurnal Sosial Keagamaan, 2(2), 97–112. https://doi.org/10.53491/porosonim.v2i2.116

Syafi’i, A. (1990). Al-Umm. Beirut: Darul Ma’rifah.

Tim Penyempurnaan Terjemahan Al-Qur’an. (2019). Al-Qur’an Dan Terjemahannya Edisi Penyempurnaan 2019, Juz 1-10. Jakarta Timur: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. https://pustakalajnah.kemenag.go.id/detail/135

Ubaidillah, A. (2013). Sejarah Perkembangan Imam Mazhab. Jakarta: Pustaka Bintang Pelajar.

Yusuf, M. Y. (2014). Metode Penafsiran Al-Qur’an Tinjauan Atas Penafsiran Al-Qur’an Secara Tematik. Syamil, 2(1), 2014–57.

Zahrah, M. A. (1962). Muhadharat Fi Tarikh Al-Mazahib al-Fiqhiyyah. al-Qahirah: Dar al-Fikr al- Arabiy.

Published

14-11-2024

How to Cite

Kajian Makna Lamastumunnisa’ dalam Surat An-Nisa’: Studi komparatif Perspektif Madzhab Hanafi dan Syafi’i. (2024). Journal of International Multidisciplinary Research, 2(11), 157-162. https://doi.org/10.62504/jimr976

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>